Berobat di Penang : Lebih Murah dan Manjur?



Berobat di Penang : Lebih Murah dan Manjur?

Johny Yulfan 29 Mei 2015

Penang merupakan salah satu jujukan berobat bagi warga Indonesia khususnya Medan, Aceh dan sekitarnya.  Coba saja anda browsing di mbah google terkait rumah sakit di Penang, akan muncul banyak sekali blog maupun web yang membahas success story berobat di Penang, baik di Penang Adventist Hospital, Loh Guan Lye Specialist Centre, Lam Wah Ee Hospital, Island Hospital, Gleneagles Hospital, Pantai Hospital, Mount Miriam Hospital dan lain lain. Banyak review yang menjelaskan berobat di Penang lebih murah, alat canggih, pelayanan baik dan ramah dan lebih manjur.  Apakah semua pendapat tersebut benar?  Berbekal pengalaman saya membawa ibu berobat pada bulan April 2015, saya akan mencoba untuk menjawab pendapat diatas?

Kemudahan informasi  dan pemasaran

Saya telah mencoba mencari beberapa informasi terkait dokter spesialis saraf di rumah sakit Penang sebelum berangkat kesana. Setelah browsing di  website Island Hospital, saya mencoba memastikan jadwal praktek dokter spesialis saraf yang saya pilih melalui email.  Email saya dibalas oleh Customer Service yang menjelaskan ketersediaan dokter pada hari yang saya pilih, jadwal praktek dokter, jam istirahat, metode pendaftaran, dan apabila ingin berkomunikasi dengan dokter terkait bahkan saya diberikan nomor telepon langsung dokter lengkap dengan toll free line.  Rumah sakit di Malaysia sangat gencar dalam melakukan pemasaran.  Tidak jarang juga mereka menggunakan jasa agen kesehatan yang menawarkan konsultansi gratis mengenai rumah sakit yang dipilih sampai dengan penjemputan di airport.  Pada April 2015 kita bisa menemukan iklan Island Hospital di Jawa Pos yang menawarkan berbagai pelayanan kesehatan yang mereka miliki kepada warga Kota Surabaya.  Selain itu agen juga menampilkan profil dokter yang ada  baik spesialisasi, subspesialisasi, prosedur tindakan yang dikuasai, kualifikasi pendidikan bahkan bahasa yang dikuasai.

Pelayanan

Sampai di Island Hospital, saya harus mengambil nomor antrian untuk loket pendaftaran pasien baru.  Loket pendaftaran pasien baru dan lama dipisahkan sehingga proses pendaftaran dapat lebih berjalan cepat.  Di ruang tunggu praktek dokter terpampang ijazah  maupun sertifikat kursus dokter yang bersangkutan.  Dinding juga dipenuhi oleh kliping yang meliput dokter tersebut. Rumah sakit di Penang rata-rata memiliki perawat keturunan India, Melayu dan China  sehingga  komunikasi dengan pasien memungkinkan dengan Bahasa Melayu, Inggris, Hok Kian, Mandarin bahkan banyak yang menguasai Bahasa Indonesia.  Pada saat konsultansi dengan dokter, dokter mendengarkan dengan seksama seluruh historis penyakit yang saya ceritakan tentang ibu saya.  Dokter mau mendengarkan pasien dan konsultansi dapat dilakukan tanpa terburu-buru. Tentu saja hal ini berbeda dengan di Indonesia, karena dokter tersebut hanya praktek di satu rumah sakit dengan jadwal praktek Senin-Jumat pukul  08.30 s/d 17.00 dan Sabtu setengah hari.  Diruangan periksa terdapat komputer untuk pengecekan obat  dan melihat hasil pemeriksaan penunjang seperti MRI dan lain-lain.  Hal yang membedakan dalam berobat di Island Hospital adalah dokter menuliskan sendiri tarif konsultasi di selembar formulir.  Resep obat dan tindakan penunjang yang perlu dilakukan juga dituliskan di formulir yang sama.  Dan hal lain yang berbeda adalah dokter hanya menuliskan isi obat, bukan merk obat. Contohnya dokter memberi resep Baclofen 10mg dan di apotek saya mendapat obat Lioresal 10mg.  Sehubungan kami berasal dari Indonesia, dokter memberikan selembar kartu nama yang telah dilengkapi oleh email pribadinya untuk konsultansi.  Setelah konsultansi selesai, pasien diarahkan ke kasir oleh perawat dengan menyerahkan lembar formulir yang telah diisi oleh dokter, dan setelah melakukan pembayaran, pasien tinggal mengambil obat di apotek dan melakukan pemeriksaan penunjang jika ada.  Di Island Hospital bahkan memiliki ruang khusus untuk memberikan penjelasan kepada pasien Indonesia, termasuk jasa pengiriman obat ke Indonesia.

Apakah lebih manjur dan murah?

Perlu di pahami bahwa yang berobat ke luar negeri rata-rata adalah masyarakat dengan perekonomian menengah keatas.  Dan sehubungan dengan psikologis bahwa berobat di luar lebih manjur dari pada dalam negeri, rata-rata pasien yang sudah berobat disana akan mengikuti seluruh saran dokter termasuk pemeriksaan penunjang. Ibu saya disarankan diperiksa dengan MRI 3 Tesla untuk area kepala dan tulang punggung.  Tentu saja alat dengan teknologi terkini akan sangat memudahkan dokter dalam menegakkan diagnosa dan memberikan obat yang tepat. Dengan asumsi bahwa kompetensi dokter di negara kita sama dengan dokter di Malaysia, akan tetapi pasien yang keluar negeri mau untuk dilakukan pemeriksaan penunjang dengan alat yang canggih sehingga dokter bisa memberikan obat yang sesuai dengan permasalahan,  kesan lebih manjur tentu saja dalam hal ini ada benarnya.

Murah?  Dari pengalaman penulis mengantar ibu berobat ke Island Hospital dapat disimpulkan bahwa biaya berobat di sana tidak murah .  Untuk konsultansi pertama kali ke dokter spesialis saraf dikenakan biaya MYR190 (sekitar 700 ribu rupiah dengan kurs Rp. 3.650,-)  dan untuk konsultansi hari kedua untuk menjelaskan hasil MRI, dikenakan biaya MYR85.  Untuk perbandingan biaya obat saya mengambil contoh Lioresal 75mg, disana harganya adalah MYR5.4 (Rp.19.800,-) sedangkan di Indonesia harganya sekitar Rp. 9000,-.  Untuk biaya pemeriksaan penunjang pada Tahun 2013 di Surabaya ibu saya pernah mendapatkan pemeriksaan MRI 1,5 Tesla dengan biaya sekitar 4,2 juta rupiah.  Sedangkan untuk MRI 3 Tesla di Island Hospital dikenakan biaya MYR1500 (sekitar 5,5 juta rupiah).  Dapat disimpulkan untuk biaya konsultansi dan obat, di Penang relatif lebih mahal dari Indonesia.

Mengapa walaupun biaya berobat di Penang lebih mahal tetapi tetap dirasakan lebih murah oleh sebagian pasien Indonesia?  Penelusuran terhadap testimoni di website menunjukkan rata-rata pasien yang berobat ke Penang sebelumnya memiliki permasalahan berobat di dalam negeri, mulai dari dokter/perawat yang tidak ramah, konsultansi yang terburu-buru, peralatan yang kurang canggih, obat yang suka di ganti oleh dokter dan dokter yang suka menanyakan “pakai asuransi atau bayar sendiri ?”  Semua hal tersebut membuat sebuah paradigma bahwa berobat di Penang lebih murah dan manjur.

Fakta

Tentu saja tidak mudah bagi dokter di Indonesia untuk memberikan tarif 700 ribu rupiah sekali periksa.  Dan tentu saja tidak mudah meminta pasien melakukan pemeriksaan penunjang seperti MRI.  Saya sendiri banyak bertemu dengan dokter yang komunikatif, bahkan dokter anak saya bisa menanyakan kabar anak saya setelah opname.  Tentu saja semua permasalahan diatas perlu mendapat perhatian dari stakeholder,  mulai dari kebijakan praktek dokter, kebijakan penjualan obat, promosi dan lain-lain.  Semoga di waktu yang mendatang pelayanan kesehatan di negara kita dapat semakin baik .


Bagikan artikel ini :

Sign up for good news emails

Stay current with our latest insights